3 Mitos di Bulan Safar dalam Islam: Benarkah Bulan Penuh Kesialan?

Pernahkah Sobat Wakaf mendengar sebuah mitos di Bulan Safar yang beranggapan bahwa bahwa tersebut merupakan bulan kesialan yang menjadi sumber musibah? Mulai dari kabar soal kesialan, penyakit, hingga larangan untuk melakukan kegiatan penting. 

Bahkan, beberapa orang mengatakan kalau Bulan Safar itu bulan yang lebih baik dihindari. Faktanya mitos-mitos tadi nggak punya dasar yang jelas, loh Sobat Wakaf. Tidak sedikit dari mitos yang beredar di masyarakat hanyalah cerita turun temurun belaka.

Sebagai informasi, bulan safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah. Lantas apa saja sih mitos di Bulan Safar yang umum beredar di masyarakat? Nah, biar kita tidak terjebak dalam mitos-mitos ini, yuk simak pembahasan di bawah!

3 Mitos di Bulan Safar

Bulan Safar yang Membawa Kesialan

Mitos di Bulan Safar yang paling sering terdengar adalah anggapan bahwa bulan ini penuh kesialan. Katanya, di Bulan Safar musibah lebih sering terjadi, penyakit mudah menular, dan apapun yang kita lakukan bisa berujung buruk.

Akhirnya banyak masyarakat yang meyakini jadi memilih untuk menghindari melakukan berbagai acara-acara penting di bulan ini, seperti menikah, memulai usaha, atau melakukan perjalanan.

Hadis yang Menegaskan Kesalahan Mitos Ini 

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada penyakit menular (secara mutlak), tidak ada kepercayaan buruk pada bulan Safar” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Hadis ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap kesialan bulan Safar sama sekali tidak memiliki dasar dalam Islam.  Islam menegaskan bahwa semua bulan dalam kalender Hijriyah itu sama derajatnya di mata Allah SWT. Tidak ada satu pun bulan yang membawa kesialan atau keberuntungan secara khusus. Semua kejadian, baik atau buruk, tidak ditentukan oleh waktu atau bulan tertentu, melainkan merupakan bagian dari takdir Allah SWT.

Jangan Melakukan Perjalanan di Bulan Safar

Mitos kedua adalah larangan untuk melakukan perjalanan selama bulan Safar. Hal ini berkembang karena anggapan bahwa sering terjadi kecelakaan atau hal-hal buruk lainnya di jalan jika bepergian di bulan Safar.

Rasulullah Pernah Bepergian di Bulan Safar

Mudah sebenarnya untuk meng-counter mitos ini. Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering melakukan perjalanan penting pada bulan Safar. Seperti perjalanan untuk berdagang, menjalankan dakwah dan sebagainya. 

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting di Bulan Safar yang Wajib Diketahui

Salah satu contohnya adalah peristiwa penting yang menjadi titik balik dalam sejarah Islam. Saat kondisi di Makkah semakin tidak kondusif bagi kaum Muslimin di mana banyak dari mereka yang mengalami penindasan, kekerasan, dan boikot dari kaum Quraisy,  Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berhijrah ke Madinah atau Yatsrib. Peristiwa ini terjadi pada bulan Safar.

Fakta ini semakin menunjukkan bahwa Bulan Safar, seperti halnya bulan-bulan lainnya. Tidak ada alasan untuk menghindari kegiatan atau perjalanan penting hanya karena berada di bulan Safar. 

Bulan Safar sebagai Bulan Penyakit

Mitos di Bulan Safar selanjutnya adalah mitos di mana bulan Safar dianggap sebagai bulan penyakit. Ada yang meyakini bahwa penyakit atau wabah lebih mudah menyebar atau sering terjadi di bulan ini. Bulan safar dianggap membawa energi negatif yang bisa menyebabkan penyakit atau memperburuk kondisi kesehatan. 

Keyakinan yang Tidak Berdasar

Kepercayaan ini adalah keyakinan tidak berdasar yang biasanya diwariskan turun temurun. Padahal, penyebaran penyakit lebih banyak disebabkan oleh faktor lingkungan, kebersihan, dan sistem imun tubuh.

Sikap Seorang Muslim terhadap Mitos Bulan Safar

Ilustrasi - Mitos di Bulan Safar

Mitos yang menganggap Bulan Safar sebagai bulan kesialan atau penuh musibah itu tidak berdasar. Oleh karena itu sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk memahami dan menanggapi mitos tentang bulan Safar dengan perspektif yang benar sesuai ajaran Islam. Beberapa sikap tersebut di antaranya adalah:

Berpikir dengan Rasional

Bulan Safar, seperti bulan-bulan lainnya, tidak punya kekuatan khusus yang bikin sial atau berbahaya. Dalam Islam, kita diajarkan untuk menggunakan akal sehat dan mencari informasi yang benar. Jangan biarkan mitos mengganggu keputusan kita, kesialan atau keberuntungan itu tidak ditentukan oleh bulan.

Fokus pada Usaha dan Doa

Islam mengajarkan kita untuk selalu berusaha dengan maksimal dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Jadi, jangan khawatir tentang bulan Safar atau mitos lainnya. Fokuslah pada menjaga kesehatan, berdoa, dan melakukan yang terbaik.

Dalam Quran Surat At- Taubah ayat 51 Allah berfirman,  “Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kali melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At-Taubah: 51)

Baca Juga: Apa Itu Bulan Safar? Simak 5 Keutamaannya!

Tetap Beramal, Jangan Hiraukan yang Lain

Yup! Kuncinya adalah, tetaplah beramal dan jangan hiraukan yang lain. Dari pada menimbang kesialan dan terlalu menghiraukan perkataan yang tidak mendasar, ada baiknya kita tetap melakukan amalan baik seperti sedekah agar mendapatkan pahala yang berlimpah.

Karena pada dasarnya, sedekah khususnya yang bersifat jariyah sangatlah baik dilakukan dalam momentum apapun. Agar Sobat Wakaf tetap fokus pada usaha, doa, dan beramal, yuk tunaikan sedekah terbaiknya melalui kami di Wakaf Salman!

Klik tombol di bawah ya..

Leave a Comment