Uwais Al Qarni adalah seorang Muslim yang hidup di daerah Qarn, yaitu salah satu wilayah di Yaman. Ia hidup dalam keadaan yang miskin dan sederhana. Di sisi lain, ia memiliki ketakwaan yang luar biasa. Kecintaan Uwais pada Rasulullah ﷺ sangatlah besar meskipun ia tidak pernah memiliki kesempatan sekalipun untuk bertemu dengan beliau. Namun di sisi lain, keimanan Uwai membuatnya dihormati, bahkan disebut-sebut oleh Rasul ﷺ sebagai penghuni langit.
Daftar Isi
Pesan Rasulullah Pada Sahabat
Sebagaimana dikisahkan sebelumnya, Uwais Al Qarni sangatlah ingin bertemu dengan Rasul ﷺ. Namun, kesempatan itu tidaklah pernah ada. Keadaan ibunya yang tengah sakit-sakitan membuatnya tidak bisa lama-lama untuk menunggu kedatangan Rasul ﷺ di Madinah. Alhasil, ia harus pulang kembali ke Yaman untuk mengurus Ibunya.
Di satu waktu, sang ibu memiliki permintaan kepada Uwais. Ia meminta dalam usianya yang senja, untuk pergi berhaji sebelum pergi meninggalkan dunia ini. Lantas Uwais mengabulkan permintaannya. Digendonglah sang ibu yang sudah tidak bisa berjalan sejauh beribu kilometer ke Tanah Suci. Sesampainya di Mekkah, Uwais tak gentar untuk menggendong sang ibu lagi dalam melaksanakan tawaf.
Berita tersebut lantas terdengar kepada Rasulullah ﷺ, hingga membuatnya berpesan kepada seluruh sahabatnya;
“Suatu Ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi,” (HR Ahmad).
Nama Uwais Al Qarni begitu istimewa bagi Rasul ﷺ. Para sahabat pun heran dan bertanya, siapakah sosok yang digambarkan Rasul ﷺ yang bernama Uwais itu sehingga ia dijuluki sebagai penghuni langit?
Pertemuan Istimewa Uwais Al Qarni dan Umar bin Khattab
Sosok sahabat Rasul ﷺ yang berhasil menjadi saksi perkataan beliau tersebut adalah Umar bin Khattab RA. Saat musim haji, ia menemui serombongan kafilah dari Yaman, dan bermaksud mencari sosok Uwais. Ia bertanya kepada setiap orang yang lewat, apakah ada seseorang bernama Uwais dalam rombongan tersebut.
Ketika seseorang menunjukkan sosok Uwais kepada Umar, lantas Umar pun menghampirinya sambil bertanya. “Apakah engkau Uwais bin ‘Amir dari Qarn?” tanya Umar. “Benar. Bagaimana engkau tahu tentangku, wahai Khalifah Umar?”
Umar tersenyum lebar, “Aku mengenalmu dari Rasul ﷺ, wahai Uwais. Beliau memberitahuku tentangmu dan keutamaanmu.”
“Doakanlah aku” ujar Umar menambahkan.
Uwais lalu berkata, “Wahai Umar, ketahuilah bahwa doaku untukmu lebih banyak daripada bulu di tubuhku. Tetapi, jangan beritahukan kepada siapapun tentangku, karena aku ingin menjadi hamba Allah yang rendah hati.”
Umar bin Khattab terharu mendengar kata-kata tersebut dan merasa terhormat telah bertemu dengan seorang hamba Allah yang begitu saleh. Mereka kemudian berpisah dengan harapan bertemu kembali di akhirat nanti.
Berkah Sang Penghuni Langit
Pakaian Uwais yang lusuh dan tampilannya yang sederhana, membuatnya tidak dikenal sebagai seseorang yang spesial di Yaman. Meski begitu, sebagaimana sabda Rasul ﷺ, tempat Uwais bukanlah di bumi, melainkan di langit. Beliau mendapatkan berkah yang berlimpah atas baktinya kepada orang tua, khususnya ibu.
Berbakti kepada orang tua bukan hanya amalan setitik nan ringan pahalanya, sebab berbakti kepada orang tua bisa menjadi musabab seseorang diangkat derajatnya begitu tinggi. Berbakti kepada orang tua bisa dengan apa saja. Namun, salah satu bakti yang amalannya tak henti meski sudah meninggal dunia adalah wakaf.
Dengan berwakaf atas nama orang tua – baik yang masih ada maupun sudah tiada –, bisa menjadi solusi untuk memuliakan orang tua bilamana Sobat Wakaf merasa resah atas bakti yang kurang Anda berikan kepada mereka. Selain mendapatkan keberkahan, berwakaf atas nama orang tua juga bisa mengalirkan pahala jariyah untuk mereka bahkan ketika nafas sudah terhenti sekalipun.
Tidak ada kata terlambat dalam berbakti, khususnya pada orang tua. Memanfaatkan wakaf sebagai amal jariyah mungkin akan menjadi hadiah terbaik untuk mereka kelak di surga.
Bangun rumah di surga, yuk, tunaikan wakaf terbaikmu atas nama orang tua melalui tombol di bawah!