Dingin dan Was-Was: Kisah Penerima Manfaat dari Kab Bandung

Tulisan ini merupakan satu dari sekian banyak kisah penerima manfaat yang telah merasakan dampak nyata dari wakaf yang sahabat salurkan.

Adalah sebuah dusun di salah satu wilayah dataran tinggi Kabupaten Bandung, yaitu Kampung Pondok Buah Batu, yang terletak di Kecamatan Cimenyan. Kampung ini berjarak kurang lebih 7 KM dari dataran rendah, yang dikelilingi oleh hutan yang juga di baliknya terdapat wilayah Maribaya. Sudah puluhan tahun lamanya, masyarakat Kampung Pondok Buah Batu melakukan kegiatan mandi cuci kakus (MCK) di tempat yang tidak layak.

Selain itu, suhu udara Kampung Pondok Buah Batu yang terbilang sangatlah dingin, juga menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi warga yang ingin melakukan kegiatan MCK tersebut di malam hari. Tercatat, rata-rata suhu di wilayah tersebut di siang hari adalah 25 derajat celcius, sedangkan di malam hari bisa turun hingga 17-19 derajat celcius.

Fasilitas MCK yang didapatkan oleh warga Kampung Buah Batu asalnya hanya berupa ruangan kecil yang ditutupi seng. Adapun atap yang bolong, sehingga para warga harus mengalami tantangan lebih serius lagi ketika hujan turun. Belum lagi, para warga perempuan, termasuk sepuh dan ibu-ibu yang selalu mengalami was-was ketika melakukan kegiatan MCK, disebabkan oleh penghalangnya yang tidak terlalu utuh.

Pada bulan Juni yang lalu, Wakaf Salman bersama beberapa warga Kampung Buah Batu, Cimenyan, melakukan peresmian dari bangunan baru MCK di wilayah tersebut. Dengan adanya fasilitas MCK yang baru, para warga mengaku sangat bersyukur. Pasalnya, air yang tadinya kotor, hingga fasilitas penghalang yang seadanya, kini sudah tersolusikan dengan adanya fasilitas MCK baru yang dibangun oleh Wakaf Salman dan tim.

Warga juga mengakui, dengan adanya fasilitas MCK yang baru ini, air bersih jadi mudah didapatkan. Dampaknya, warga berharap, bahwa air bersih ini bisa untuk digunakan oleh berbagai kegiatan, seperti mencuci piring, mencuci baju, hingga mandi, dan memandikan anak. Dengan adanya air bersih, diharapkan pula dapat membawa kesehatan bagi sejumlah keluarga yang merasakan dampaknya.

Hal itu dirasakan pula oleh salah satu warga yang juga seorang ibu rumah tangga, yaitu Ibu Hayuni. Beliau menyatakan bahwa dirinya merasakan kenyamanan yang semestinya, ketika fasilitas MCK yang digunakan sudah memadai.

“Sekarang, kalau mau mandi jadi lebih aman dan nyaman. Mandi jadi gak perlu lihat (sana-sini), karena penghalangnya sudah tidak bolong.” ujar Ibu Hayuni.

Ibu Hayuni juga mengatakan bahwa dahulu sempat ada ular masuk ke tempat MCK. Itulah yang membuatnya serta warga sekitar trauma dan harus was-was. Pada saat itu, Ibu Hayuni tengah melakukan kegiatan MCK, lalu berteriak kaget ketika adanya seekor ular yang masuk menyelinap.

Ada pun salah seorang warga bernama Kang Jaja, yang juga merasakan dampak positif dari adanya MCK. Dirinya mengaku sangat senang dengan adanya fasilitas yang memadai tersebut. Ia pun jadi bisa memandikan anaknya dengan air yang bersih.

Kisah dari Kampung Pondok Buah Batu, Kecamatan Cimenyan tersebut menjadi saksi, bahwa para penerima manfaat sangatlah merasakan dampak positif dari penyaluran wakaf air, oleh Wakaf Salman dan tim. Kisah tersebut juga sekaligus menandakan bahwa dana wakaf yang para donator salurkan, dapat diterima dengan baik oleh Maquf Alaih.

Dengan ini, Wakaf Salman dan tim terus berusaha untuk melakukan penyaluran wakaf sesuai dengan porsi dan porosnya. Semoga dengan adanya satu dari sekian banyak kisah yang dilaporkan tersebut, dapat menjadi buah kepercayaan bagi para wakif dan donator untuk menyalurkan dana wakafnya kepada Wakaf Salman.

3 thoughts on “Dingin dan Was-Was: Kisah Penerima Manfaat dari Kab Bandung”

Leave a Comment