Uwais Al Qarni, Sebuah Kisah sang Penghuni Langit

Terdapat banyak cara dalam berbakti kepada seorang ibu seperti yang dicontohkan oleh umat Islam terdahulu dalam kisah Uwais Al Qarni. Bagi yang belum mengetahui Uwais Al Qarni, beliau merupakan salah seorang sahabat Nabi. Namun pemuda ini tidak pernah sekalipun berjumpa dengan Nabi. Penasaran bagaimana kisahnya? Yuk simak tulisannya sampai habis!

Tentang Uwais Al Qarni

Dikisahkan, Uwais Al Qarni merupakan seorang pemuda miskin yang tinggal di pinggiran Yaman. Uwais Al Qarni juga tidak terkenal, miskin, juga memiliki penyakit kulit. Namanya tidak pernah dikenal di daerah tempat tinggalnya. Namun, ia merupakan pemuda yang pernah disebut oleh Rasulullah SAW sebagai pemuda yang sangat dicintai oleh Allah, dan terkenal di langit.

Kecintaan Allah kepada Uwais Al Qarni yaitu dikarenakan kepatuhan beliau kepada sang ibu yang sakit lumpuh. Pada suatu hari, Uwais meminta izin kepada sang ibu untuk pergi ke Madinah dalam rangka melepaskan kerinduannya kepada Rasulullah. Ibunya pun memberikan izin, namun dengan satu syarat, yaitu agar Uwais segera Kembali pulang setelah berjumpa dengan Rasul, dikarenakan kondisi ibunya yang tengah sakit-sakitan.

Uwais pun pergi menuju kediaman Rasulullah. Sesampainya di Madinah, ia tidak mendapati Rasulullah di rumahnya, karena Rasul sedang pergi berperang. Maka, yang ia lakukan hanyalah menitipkan pesan kepada Aisyah, dan kembali pulang untuk menemui sang ibu di rumah. 

Di rumahnya yang kecil dan reyot, suatu hari Uwais berkata kepada sang ibu, “Tidak akan pernah terlontarkan dari mulut ibuku, kecuali akan kulakukan yang dia inginkan.”.

Permintaan Sang Terkasih

Beberapa waktu berlalu, ibunda dari Uwais sudah semakin tua. Ibunya pun berkata; “Wahai Uwais, ibu sudah tua. Andai kematian mendatangi ibu, ada keinginan yang ibu ingin sampaikan,” kata ibunya.

“Apa itu, ibu? Katakan,” jawab Uwais Al Qarni penasaran. Sang ibu lalu membalas “Ibu ingin pergi haji, nak,” ujarnya.

Uwais termenung, dan memikirkan bagaimana mewujudkan hal itu, sedangkan mereka bertempat tinggal sangat jauh dari Tanah Suci, dan keadaannya sangat miskin. Namun Uwais tidak menyerah. Ia melatih dirinya untuk dapat menggendong sang ibu ke kota Makkah.

Uwais membeli seekor anak sapi yang setiap hari digendongnya menaiki puncak gunung naik-turun, tiada henti. Delapan bulan berselang, fisik Uwais sudah mulai kuat. Ia pun menyanggupi permintaan ibunya untuk membawanya pergi berhaji.

Kemudian mulailah ibunya digendong, menempuh jarak ribuan kilometer menuju Tanah Suci. Di perjalanan, ia tidak gentar. Ia menggendong sang ibu dengan kuat dan tangguh, berkat fisik yang sudah ia latih sebelumnya. Sesampainya di Tanah Suci, sang ibu diajak tawaf 7 putaran sampai selesai, lalu dibawa ke makam Nabi Ibrahim.

Uwais Al Qarni di Mata Rasulullah

Rasulullah, meskipun belum sempat bertemu dengan Uwais, namun beliau sangatlah memujinya seperti sudah mengenal betul pemuda miskin itu. Rasul mengatakan kepada para sahabat yang lain, “Suatu Ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi,” (HR Ahmad).

Petikan kisah di atas tentu menjadi pengingat bagi kita, bahwasanya siapapun yang memuliakan seorang ibu, akan mendapatkan ganjaran surga sebagaimana yang dikatakan Rasul. Salah satu cara memuliakan seorang ibu adalah dengan berwakaf atas nama orang tua.

Diriwayatkan juga oleh Ibnu khuzaimah dalam shahihnya (4/124) diriwayatkan oleh Ath-Barani dalam kitab Al-Mujam Al Kautsar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Seseorang apabila ingin bersedekah, hendaknya bersedekah atas nama kedua orang tuanya. Apabila mereka berdua muslim sehingga kedua orang tuanya mendapatkan pahala dan dia pun mendapatkan pahala yang sama dengan pahala yang didapatkan oleh kedua orang tuanya tanpa mengurangi pahala mereka berdua sedikitpun.”

Masya Allah. Bakti Uwais Al Qarni kepada sang ibunda terkasih sangatlah memberikan inspirasi untuk kita dapat melakukan hal serupa. Berbakti kepada orang tua bisa dengan cara apa saja, termasuk menghadiahi mereka pahala jariyah yang tak berhenti mengalir.

Berwakaf untuk ibu atau orang tua, berarti mengalirkan pahala jariyah untuk mereka. Yuk lakukan yang terbaik untuk memuliakan seorang ibu dengan berwakaf atas nama orang tua di Wakaf Salman! Klik link di bawah ya..

2 thoughts on “Uwais Al Qarni, Sebuah Kisah sang Penghuni Langit”

Leave a Comment