Meskipun tidak sepopuler bulan Rabiul Awal, yang menjadi bulan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sejarah bulan Rabiul Akhir tetap memiliki nilai tersendiri, terutama dalam sejarah dan momentum beribadah.
Lalu, bagaimana sih asal-usul penamaan pada bulan Rabiul Akhir? Yuk simak artikel di bawah ini sampai habis!
Daftar Isi
Asal Usul dan Makna Bulan Rabiul Akhir
Menurut Abu Bakar Muhammad dalam bukunya Jamhartul Lughah jilid 3, sistem penamaan bulan pada masa pra-Islam memiliki keterkaitan dengan pola cuaca atau kondisi lingkungan tertentu. Sebelum peresmian kalender Hijriyah, Bulan Wubshan atau Wabshan merupakan nama kuno dari bulan Rabiul Akhir. Sedangkan, bulan Rabiul Awal disebut dengan bulan Khuwwan.
Sosok yang mengusulkan nama Rabiul Akhir ialah Kilab bin Murrah, buyut kelima Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Ulama berpendapat, nama bulan Rabiul Awal dan Rabiul Akhir berhubungan dengan kondisi alam di tanah Arab, khususnya pada musim semi.
Secara bahasa sendiri, bulan Rabiul Akhir diambil dari kata Arab “Rabi” yang berarti musim semi atau sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan, sedangkan “Akhir” berarti akhir atau kedua. Nama Rabiul Akhir menggambarkan kondisi iklim di Jazirah Arab. Bulan ini kemungkinan besar jatuh pada masa peralihan antara akhir musim semi dan awal musim panas, ketika tumbuhan mulai mengering setelah masa subur di Rabiul Awwal..
Pada musim semi, tanah subur ditumbuhi rerumputan hijau, tanaman berkembang dengan baik, dan banyak pohon menghasilkan buah. Nama bulan Rabiul Awal dan Akhir mencerminkan perubahan lingkungan yang penting dalam kehidupan masyarakat Arab saat itu.
Seperti yang kita ketahui, bahwa kalender Hijriyah berbasis pada peredaran bulan dan memiliki makna historis serta spiritual. Sehingga posisi bulan saat ini tidak lagi terkait langsung dengan musim di zaman modern.
Baca Juga: Catat, Ini 8 Peristiwa Penting di Rabiul Akhir!
Refleksi dari Sejarah Bulan Rabiul Akhir
Tidak ada peristiwa spesifik yang tercatat di bulan Rabiul Akhir dalam sirah Nabi Muhammad SAW, tetapi para sahabat dan kaum Muslim tetap melanjutkan kegiatan dakwah dan perjuangan mereka dalam memperluas syiar Islam pada bulan ini.
Salah satunya ialah turunnya surah al-Hasyr sebagai respons terhadap upaya pembunuhan Rasulullah SAW oleh kaum Yahudi, yakni Bani Nadhir. Sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-Hasyr ayat 2 dan 3. Allah Menekankan hukuman Bani Nadhir di dunia dan azab di akhirat.
Pada bulan ini pula, Rasulullah mengutus Khalid bin Walid untuk berdakwah kepada BAni al-Harits ibn Ka’ab, yang kemudian memeluk Islam. Selain itu, pada tahun keempat Hijriyah terjadi perang Dzat ar-Riqa, disusul perang al-Ghabah pada tahun keenam Hijriyah yang dipimpin oleh Nabi. Peristiwa lain termasuk perang al-Ghamr yang dipimpin Ukasyah ibn Minshan, dan pengiriman ekspedisi oleh Muhammad ibn Maslamah ke wilayah Dzzul Qasshah.
Baca Juga: 5 Keutamaan dan Amalan Bulan Rabiul Akhir
Sobat Wakaf, beberapa peristiwa yang terjadi menjadi bagian dari sejarah bulan Rabiul Akhir. Bulan ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya Istiqomah dalam ibadah dan melanjutkan perjuangan menuntut ilmu serta amal kebaikan. Meski tidak ada peristiwa besar seperti di bulan Rabiul Awal, bulan Rabiul Akhir tetap menjadi momentum untuk memperkuat spiritualitas dan meningkatkan hubungan sosial dalam masyarakat Muslim.
Bulan Rabiul Akhir mengajarkan bahwa setiap waktu dalam kehidupan seorang Muslim adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, beramal, dan menjaga hubungan dengan Allah dan sesama. Maka dari itu, mari luaskan kebaikan bersedekah bagi peradaban umat di lembaga Wakaf Salman.
Dengan berwakaf, kita berkesempatan meninggalkan jejak kebaikan yang bermanfaat hingga akhir zaman. Tidak ada kata terlalu dini atau terlalu kecil untuk memulai. Yuk, niatkan hati untuk berwakaf dan berikan warisan terbaik bagi dunia dan akhirat kita. Klik tombol dibawah ini ya!